Jumat, 25 Mei 2012

Atresia Duodenum


ATRESIA DUODENUM
v  Pengertian
  Atresia Deodenum adalah penyakit gangguan yang terjadi pada saluran pencernaan pada usus deodenum atau terbentuknya atau tersumbatnya suatu saluran dari organ – organ dengan kata lain Atresia Duodenum adalah tidak terbentuknya atau tersumbatnya duodenum  ( bagian terkecil dari usus halus) sehingga tidak dapat dilalui makanan yang akan ke usus.
v  Etiologi
Penyebab dari atresia duodenum merupakan kelainan bawaan yang penyebabnya belum diketahui secara jelas.Namun kerusakan pada deodenum terjadi karena suplay darah yang rendah pada masa kehamilan sehingga deodenum mengalami penyempitan dan menjadi obstruksi.  Akan tetapi  dari jenis kelainan,atresia deodenum ini merupakan kelainan pengembangan embrionik saat masih dalam kehamilan.  Meskipun penyebab yang mendasari terjadinya atresia deodenum masih belum diketahui patofisologinya telah dapat diterangkan dengan baik.
         Seringnya ditemukan keterkaitan atresia atau stenosis deodenum dengan malformasi neonatal lainnya menunjukkan bahwa anomali ini disebabkan oleh gangguan perkembangan pada masa awal kehamilan. Atresia deodenum berbeda dari atresia usus lainnya, yang merupakan anomali terisolasi disebabkan oleh gangguan pembuluh darah mesenterik pada perkembangan selanjutnya. Tidak ada faktor resiko maternal sebagai predisposisi yang ditemukan hingga saat ini. Meskipun hingga sepertiga pasien dengan atresia deodenum menderita pula trisomi 21 (sindrom Down), namun hal ini bukanlah faktor resiko independen dalam perkembangan atresia deodenum.

v  Tanda dan Gejala
ü    Bayi dengan penyakit atresia deodenum menunjukkan tanda dan gejala klinis sebagai berikut. Penderita akan muntah-muntah tidak akan berisi empedu apabila atresia deodeanum terjadi proximal dari ampula vateri jadi seorang pasien yang atresia deodenum dapat tetap sehat selama beberapa bulan, bahkan kadang-kadang deodenum kronis yang berhubungan dengan malformasi baru ditemukan secara kebetulan.
ü    BAB Hijau karena bercampur dengan empedu
ü    Makan tidak nyaman
ü    Perutnya menggelembung
ü    Muntah sangat banyak dan berwarna kehujau-hijauan
ü    Tidak kencing setelah disusuid. Tidak kencing setelah disusui

v  Patofisiologi
                     Muntah dimulai setelah segera lahir dan secara berkembang menjadi buruk dengan pemberian makanan. Feses akan terlihat seperti mekonium normal, tetapi pada pemeriksaan, tidak mengandung sel epitelium berlapis. Adanya sel epitel menunjukkan keutuhan usus. Dengan meningkatnya dedikasi akan timbul demam. Suatu suhu tubuh 39° C merupakan indikasi peritonitis akibat ruptur dari atresia. Kelainan sering kali ditemukan pada bayi sindrom  down.

v  Pemeriksaan Penunjang
  1. Dengan X-ray abdomen memperlihatkan pola gelembung ganda jika obstruksi tidak lengkap dapat ditemukan sejumlah kecil udara dalam usus bagian bawah.
  2. Suatu enema barium dapat diperlihatkan berasosiasi dengan keadaan malrotasi.
  3. Dapat ditegakkan dengan foto polos abdomen 3 posisi, secara klasik akan terlihat suatu gelembung ganda pada film tegak yang merupakan udara dalam deodenum yang mengembung naik ke puncak. Selain itu isi deodenum dapat membentuk satu garis batas permukaan saluran udara. Pada atresia yang sempurna tidak akan terlihat udara dibagian abdomen.

v  Penatalaksanaan
Jika obstruksi disebabkan oleh pita dengan malrotasi diperlukan operasi darurat. Pada penderita atresia duodenum ini belum ditemukan obatnya. Jalan satu-satunya hanya dengan pembedahan.
Prinsip terapi :
q  Perawatan Prabedah
  1. Perawatan prabedah neonatus rutin
  2. Koreksi dehidrasi yang biasanya tidak parah karena diagnosa dibuat secara dini
  3. Tuba naso gastric dengan drainase bebas dan penyedotanj setiap jam

q  Pembedahan
Pembedahan suatu deodena-deodenostomi mengurangi penyampitan obstruksi dan sisa usus diperiksa karena sering kali ditemukan  obstruksi lanjut.

q  Perawatan pasca bedah
1.  Perawatan pasca bedah neonatorum rutin.
2.  Aspirasi setiap jam dari tuba gastrostomi yang mengalami drainase bebas
3.  Cairan intravena dilanjutkan sampai diberikan makanan melalui tuba.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar