A.
Pengertian
Heacting atau penjahitan adalah
tindakan untuk menyatukan menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus
atau terpotong (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Ingat bahwa setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan
akan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada
saat menjahit laserasi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit
mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostatis.
Keuntungan-keuntungan
teknik penjahitan jelujur :
·
Mudah
dipelajari ( hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua simpul
)
·
Tidak
terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan
·
Menggunakan
lebih sedikit jahitan
B.
Tingkat
robekan
- Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina tanpa mengenai kulit
- Tingkat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot spinter ani
- Tingkat III : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot spinter ani
- Tingkat IV : Robekan mengenai perineum sampai pada spinter ani dan mukosa rectum
Perlu diketahui bahwa kerusakan pada
dasar panggul ini, jika tidak dijahit dengan baik menyebabkan dukungan untuk alat-alat
kandungan dalam tidak sempurna, sehinggga uterus turun dan disebut “prolapsus
uteri atau descensus uteri”.
C.
PENJAHITAN
(HEACTING)
a. Alat dan bahan
· Bak
steril berisi handscoen, dispo, jarum, benag lidokoin 1%, pinset anatomi, nald
fouder, gunting, chromic catgut (benag daging), tampon bila diperlukan
·
Bengkok
·
Haas
secukupnya
·
Alas
bokong
·
Celemek
·
Lampu
sorot dan kursi
·
Kateter
logam
·
Betadine
·
Softex
(pembalut)
b. Persiapan
1. Bantu ibu untuk mengambil posisi
litotomi sehingga bokongnya berada ditepi tempat tidur atau meja. Topang
kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarga untuk memegang kaki
ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
2. Tempatkan handuk atau kain bersih
dibawah bokong.
3. Jika mungkin, tempatkan lampu
sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan jelas.
4. Gunakan teknik aseptik pada memeriksa
robekan atau episiotomi, memberikan anastesi lokal dan menjahit luka.
5. Cuci tangan menggunakan sabundan air
bersih yang mengalir.
6. Pakai sarung tangan desinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
7. Dengan menggunakan teknik aseptik,
persiapkan peralatan dan bahan-bahan desinfeksi tingkat tinggi untuk
penjahitan.
8. Duduk dengan posisi santai dan nyaman
sehingga luka bisa dengan mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa
kesulitan.
9. Gunakan kain/kasa desinfeksi tinggi
atau bersih untuk membersihkan vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut,
bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan luasnya
luka.
10. Periksa vagina, serviks dan perineum
secara lengkap. Pastikan bahwa laserasi/sayatan perineum hanya merupakan
derajat satu atau dua. Jika laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas,
periksa lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat tiga
atau empat. Masukkan jari yang bersarung untuk mengidentifikasi sfingter ani.
Raba tonus atau ketegangan sfingter, jika sfingter terluka, ibu mengalami
laserasi derajat tiga/empat dan harus dirujuka segera, ibu juga dirujuk jika
mengalami laserasi serviks.
11. Ganti sarung tangan dengan sarung
tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru atau setelah melakukan
pemeriksaan rektum.
12. Berikan anestesi lokal (kajilah
teknik untuk memberikan anastesi lokal dibawah ini)
13. Siapkan jarum (pilih jarum yang
batangnya bulat, tidak pipih) dan benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0.
Benang kromik bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan
reaksi jaringan.
14. Tempatkan jarum pada pemegang jarum
dengan sudut 90 derajat, jepit dan jepit jarum tersebut.
c. Memberkan anastesi lokal
Berikan anastesi lokal pada setiap ibu yang memerlukan penjahitan laserasi atau
episiotomi. Penjahitan sangat menyakitkan dengan menggunakan anastesi lokal
merupakan asuhan sayang ibu. Jika ibu dilakukan tindakan episiotomi dengan
anastesi lokal, lakukan pengujian pada luka untuk mengetahui bahwa anastesi
masih bekerja, sentuh luka dengan jarum yang tajam atau cubit dengan forcep
atau cunam. Jika ibu merasa tidak nyaman, ulangi pemberian anastesi lokal.
Gunakan jarum suntik steril sekali pakai dengan jarum ukuran
22 panjang 4cm. Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang lebih besar
bisa digunakan, tapi jarum harus berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada
tempat memerlukan anastesi. Obat standar untuk anastesi lokal adalah 1%
lidokain tanpa epinefrin (silokain). Jika lidokain 1% tidak tersedia, gunakan
lidokain 2% yang dilarutkan dengan air steril atau normal salin dengan
perbandingan 1:1 (sebagai contoh, larutkan 5ml lidokain 2% dengan 5ml air
steril atau normal salin untuk membuat larutan lidokain 1%).
1. Jelaskan pada ibu yang akan anda
lakukan dan bantu ibu merasa santai.
2. Hisap 10ml larutan lidokain 1%
kedalam alat suntik sekali pakai ukuran 10ml.
3. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang
4cm ke tabung suntik tersebut.
4. Tusuk jarum ke ujung atau pojok
laserasi atau sayatan lalu tarik jarum sepanjang tepi luka (kearah bawah
diantara mukosa dan kulit perineum)
5. Aspirasi untuk memastikan bahwa jarum
tidak berada dipembuluh darah. Jika
darah masuk kejarum suntik, jangan suntikkan lidokain dan tarik jarum
seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.
Alasan : ibu bisa mengalami kejang
dan kematian bisa terjadi jika lidokain disuntikkan kedalam pembuluh darah.
6. Suntikkan anastesi sejajar dengan
permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan.
7. Tarik jarum sehingga sampai ke bawah
tempat dimana jarum tersebut disuntikkan.
8. Arahkan lagi jarum kearah diatas
tengah luka dan ulangi langkah keempat.
9. Tunggu selama 2 menit dan biarkan
anastesi tersebut bekerja dan kemudian uji daerah yang dianastesi dengan cara
dicubit dengan forcep atau disentuh dengan jarum yang tajam.
d. Penjahitan laserasi pada perineum
1. Cuci tangan dengan seksama dan
gunakan sarung tangan DTT atau steril. Ganti sarung tangan terkontaminasi atau
jika tertusuk jarum maupun peralatan tajam lainnya.
2. Pastikan bahwa peralatan dan
bahan-bahan yang digunakkan untuk melakukan penjahitan sudah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
3. Setelah membersihkan anastesi lokal
dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah dianastesi, telusuri dengan
hati-hati menggunakan jari untuk secara jelas menentukan batas-batas luka.
4. Buat jahitan pertama kurang lebih 1cm
diatas ujung laserasi dibagian bawah vagina setelah membuat tusukan pertama,
buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih pendek dari ikatan
5. Tutup mukosa vagina dengan jahitan
jelujur, jahit kebawah kearah cincin himen.
6. Tepat sebelum cincin himen, masukkan
jarum ke mukosa vagina lalu kebawah cincin himen sampai jarum ada dibawah
laserasi. Pastikan bahwa jarak tiap jahitan sama dan otot yang terluka telah
dijahit, jika laserasi maluas kedalam otot, mungkin perlu untuk melakukan satu
atau dua jenis lapisan jahitan terputus-putus
untuk menghentikan perdarahan dan atau untuk mendekatkan jaringan tubuh
secara efektif.
7. Teruskan kearah bawah tetepi tepi
tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga mencapai bagian bawah
laserasi.
8. Setelah mencapai ujung laserasi
arahkan jarum keatas dan teruskan penjahitan. Menggunakan jahitan jelujur untuk
menutup lapisan subkiticuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapisan kedua.
Periksa lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5cm atau kurang. Luka ini
akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
9. Tusukkan jarum dari robekan perineum
kedalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang cincin himen.
10. Ikat benang dengan membuat simpul di
dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5cm jika ujung benang
dipotong terlalu pendek, simpul akan
longgar dan laserasi akan membuka.
11. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut
untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam.
12. Dengan lembut masukkan jari tangan
yang paling kecil kedalam anus, raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada
jahitan teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu pasca persalinan jika
penyembuhan belum sempurna (misalkan jika ada fistula rectovaginal atau ibu
melaporkan inkontinensia feses atau alvi), ibu segera dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan.
13. Cuci daerah genital dengan lembut
dengan air dan cairan desinfektan tingkat tinggi, kemudian keringkan. Bantu ibu
mencari posisi yang lebih nyaman.
Nasehati ibu untuk :
ü Menjaga perineumnya selalu bersih dan
kering.
ü Hindari penggunaan obat-obatan
tradisional pada perineumnya.
ü Cuci perineumnya dengan air sabun dan
air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali sehari.
ü Kembali dalam seminggu untuk
memeriksakan penyembuhan luka.
D.
Apakah
harus bidan yang harus melakukan heacting
Heacting yang dilakukan kepada ibu yang mengalami robekan pada
jalan lahir boleh dilakukan oleh bidan tapi yang normal-normal saja seperti
pada robekan tingkat II karena pada robekan ini masih bisa ditangani oleh
bidan. Apabila ditemukan robekan yang patologis misalnya pada robekan tingkat
III maka yng biasanya menanganinya adalah dokter SPOG atau tenaga kesehatan
lainnya yang memiliki keahlian dibagian heacting seperti perawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar