A. Posisi-posisi Pada waktu Melahirkan dan Cara
Mengedan Yang Baik
Dalam proses
persalnan, sebagai bidan harus membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mengubah-ngubah posisi secara teratur selama kala dua karena
hal ini dapat membantu kemajuan persalinan, dan mencari posisi yang palimh
efektif. Ada juga cara mengedan yang
baik sesuai dengan posisinya, namun ibu hanya di ijinkan mengedan pada
waktu ada his.
1.
Posisi
duduk / setengah duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggu bersandar
di bantal, kaki di tekuk dan paha dibuka kearah samping, posisi ini cukup
membuat ibu nyaman dan memberikan kemudahan baginya untuk beristirahat diantara
kontraksi.
Cara mengedan pada posisi ini yakni sebelum
ibu mengedan ia harus menarik nafas yang dalam dulu, kemudian ibu dalam posisi
ini merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat sehingga
dagunya mendekati dadanya dan ia dapat menarik perutnya, dan mengejan kebawah
seperti waktu buang air besar. Selama ada kontraksi ibu harus mengejan dan
apabila kontraksi terhenti ibu harus istirahat. Posisi ini digunakan pada kala
II.
2.
Posisi
jongkok / berdiri
Biasanya ibu berjongkok diatas bantalan empuk
yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi atau ibu berdiri juga akan membantu
berdiri juga akan membantu mempercepat kemajuan kala dua persalinan dan
mengurangi rasa nyeri.
Cara mengedan pada posisi ini yaitu ibu dalam
posisi jongkok kedua tangannya memegang pada tiang-tiang /pinggiran tempat
tidur atau memegang tangan orang yang mendampinginya kemudian mengedan
mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi, dan ibu harus mengedan dengan
kekuatan otot perut. Begitu pula dengan posisi berdiri.
3.
Posisi
merangkak/berbaring miring/lateral
Ibu berbaring ke kiri atau ke kanan dengan
salah satu kaki di angkat, sedangkan kaki yang lainnya dalam posisi lurus. Posisi ini umumnya di
lakukan bila posisi kepala bayi belum tepat, normalnya ubun-ubun berada di
depan jalan lahir, jika ubun-ubun berada di kiri maka ibu di anjurkan mengambil
posisi miring ke kiri begitu sebaliknya dan memudahkan ibu untuk beristirahat
di antara kontraksi jika ibu mengalami kelelahan.
Cara
mengedan pada posisi miring yaitu ibu dalam posisi miring tergantung pada letak
punggung janin. Hanya satu kaki di rangkul, yakni kaki yang berada di atas.
Kemudian ibu mengedan dengan kekuatan otot diafragma dan otot perut, tangan ibu
bisa menahan/menarik pada pnggiran
tempat tidur. Begitu juga dengan posisi merangkak, ibu mengedan dengan kekuatan
otot perut.
4.
Posisi
berbaring/ litotomi
Posisi ini, ibu terlentang di tempat tidur
bersalin dengan mengantung kedua pahanya
pada penopang kursi khusus untuk bersalin,
Cara mengedan pada posisi ini, di mana kedua
tangan ibu merangkul kedua pahanya kemudian saat mengedan kepala di
angkat/ditarik ke arah dada atau ke dagu, dan mengedan dengan kekuatan otot
perut.
Posisi
melahirkan di atas biasa di gunakan pada kala II, dimana pembukaan serviks
sudah lengkap sampai lahirnya bayi.
B. Keuntungan dan kerugian
1.Posisi duduk/setengah duduk
Keuntungan:
-
Sumbuh
jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek.
-
Suplai
oksigen dari ibu ke janinpun dapat berlangsung secara maksimal.
-
Dapat
memberikan rasa nyaman bagi ibu.
-
Memberikan
kemudahan untuk beristirahat diantara kontraksi.
-
Memanfaatkan
gaya gravitasi untuk membantu ibu melahirkan bayinya.
Kerugian:
-
Posisi
ini dapat menimbulkan rasa lelah.
-
Keluhan
punggung pegal apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama.
2.Posisi jongkok/berdiri
Keuntungan:
-
Merupakan
proses melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi sehingga
ibu tidak usah terlalu kuat mengedan.
-
Mempercepat
kemajuan kala II persalinan
-
Mengurangi
rasa nyeri.
Kerugian:
-
Selain
berpeluang membuat cedera kepala bayi,
-
Posisi
ini dinilai kurang menguntungan karena menyulitkan pemantauan pembukaan dan tindakan-tindakan
persalinan lainnya misalnya episiotomi.
3.Posisi merangkak/berbaring miring atau lateral
Keuntungan:
-
posisi
ini cocok untuk ibu ysng merasa pegal-pegal dipunggung.
-
Pengiriman
oksigen dalam darah ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu,
sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara berlahan-lahan sehingga
persalinan berlangsung nyaman.
-
Posisi
ini dapat membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk mengedan.
-
Posisi
berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi jika
ia mengalami kelelahan.
-
Mengurangi
resiko terjadinya robekan perineum.
Kerugian:
-
Posisi
miring menyulitkan bidan atau dokter untuk membantu proses persalinan, karena
letak kepala bayi susah dimonitor. Dipegang maupun diarahkan.
-
Bidan
atau dokter akan mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan episiotomi.
4.Posisi berbaring/litotomi
Keuntungan:
-
Bidan
atau dokter lebih leluasa membantu proses persalinan.
-
Jalan
lahirpun menghadap kedepan sehingga bidan atau dokter dapat lebih mudah
mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinanpun bisa diprediksi secara
akurat.
-
Tindakan
episiotomi bisa dilakukan lebih leluasa sehingga pengguntingannya bisa lebih
bagus, terarah serta sayatannya bisa diminimalkan,
-
Kepala
bayi lebih mudah diarahkan sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala
bayi, maka bidan atau dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi yang
seharusnya.
Kerugian:
-
Posisi
berbaring membuat si ibu sulit untuk mengedan hal ini karena gaya berat badan
ibu yang berada dibawah dan sejajar dengan posisi bayi.
-
Posisi
inipun di duga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina)
meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar