Sabtu, 26 Mei 2012

Posisi waktu melahirkan


A.      Posisi-posisi Pada waktu Melahirkan dan Cara Mengedan Yang Baik

Dalam proses persalnan, sebagai bidan harus membantu ibu untuk memperoleh posisi yang  paling nyaman. Ibu dapat mengubah-ngubah  posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan, dan mencari posisi yang palimh efektif. Ada juga cara mengedan yang  baik sesuai dengan posisinya, namun ibu hanya di ijinkan mengedan pada waktu ada his.

1.      Posisi duduk / setengah duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggu bersandar di bantal, kaki di tekuk dan paha dibuka kearah samping, posisi ini cukup membuat ibu nyaman dan memberikan kemudahan baginya untuk beristirahat diantara kontraksi.
Cara mengedan pada posisi ini yakni sebelum ibu mengedan ia harus menarik nafas yang dalam dulu, kemudian ibu dalam posisi ini merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat menarik perutnya, dan mengejan kebawah seperti waktu buang air besar. Selama ada kontraksi ibu harus mengejan dan apabila kontraksi terhenti ibu harus istirahat. Posisi ini digunakan pada kala II.



2.      Posisi jongkok / berdiri
Biasanya ibu berjongkok diatas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi atau ibu berdiri juga akan membantu berdiri juga akan membantu mempercepat kemajuan kala dua persalinan dan mengurangi rasa nyeri.
Cara mengedan pada posisi ini yaitu ibu dalam posisi jongkok kedua tangannya memegang pada tiang-tiang /pinggiran tempat tidur atau memegang tangan orang yang mendampinginya kemudian mengedan mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi, dan ibu harus mengedan dengan kekuatan otot perut. Begitu pula dengan posisi berdiri.


3.      Posisi merangkak/berbaring miring/lateral
Ibu berbaring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki di angkat, sedangkan kaki yang lainnya  dalam posisi lurus. Posisi ini umumnya di lakukan bila posisi kepala bayi belum tepat, normalnya ubun-ubun berada di depan jalan lahir, jika ubun-ubun berada di kiri maka ibu di anjurkan mengambil posisi miring ke kiri begitu sebaliknya dan memudahkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi jika ibu mengalami kelelahan.
Cara mengedan pada posisi miring yaitu ibu dalam posisi miring tergantung pada letak punggung janin. Hanya satu kaki di rangkul, yakni kaki yang berada di atas. Kemudian ibu mengedan dengan kekuatan otot diafragma dan otot perut, tangan ibu bisa menahan/menarik  pada pnggiran tempat tidur. Begitu juga dengan posisi merangkak, ibu mengedan dengan kekuatan otot perut.

4.      Posisi berbaring/ litotomi
Posisi ini, ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan mengantung  kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin,
Cara mengedan pada posisi ini, di mana kedua tangan ibu merangkul kedua pahanya kemudian saat mengedan kepala di angkat/ditarik ke arah dada atau ke dagu, dan mengedan dengan kekuatan otot perut.

           Posisi melahirkan di atas biasa di gunakan pada kala II, dimana pembukaan serviks sudah lengkap sampai lahirnya bayi.



B.      Keuntungan dan kerugian

1.Posisi duduk/setengah duduk
Keuntungan:
-          Sumbuh jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek.
-          Suplai oksigen dari ibu ke janinpun dapat berlangsung secara maksimal.
-          Dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu.
-          Memberikan kemudahan untuk beristirahat diantara kontraksi.
-          Memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu ibu melahirkan bayinya.


Kerugian:
-          Posisi ini dapat menimbulkan  rasa lelah.
-          Keluhan punggung pegal apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama.

2.Posisi jongkok/berdiri
Keuntungan:
-          Merupakan proses melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengedan.
-          Mempercepat kemajuan kala II persalinan
-          Mengurangi rasa nyeri.
Kerugian:
-          Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi,
-          Posisi ini dinilai kurang menguntungan karena menyulitkan pemantauan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya misalnya  episiotomi.

3.Posisi merangkak/berbaring miring atau lateral
Keuntungan:
-          posisi ini cocok untuk ibu ysng merasa pegal-pegal dipunggung.
-          Pengiriman oksigen dalam darah ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu, sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara berlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung nyaman.
-          Posisi ini dapat membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk mengedan.
-          Posisi berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi jika ia mengalami kelelahan.
-          Mengurangi resiko terjadinya robekan perineum.

Kerugian:
-          Posisi miring menyulitkan bidan atau dokter untuk membantu proses persalinan, karena letak kepala bayi susah dimonitor. Dipegang maupun diarahkan.
-          Bidan atau dokter akan mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan episiotomi.


4.Posisi berbaring/litotomi
Keuntungan:
-          Bidan atau dokter lebih leluasa membantu proses persalinan.
-          Jalan lahirpun menghadap kedepan sehingga bidan atau dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinanpun bisa diprediksi secara akurat.
-          Tindakan episiotomi bisa dilakukan lebih leluasa sehingga pengguntingannya bisa lebih bagus, terarah serta sayatannya bisa diminimalkan,
-          Kepala bayi lebih mudah diarahkan sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka bidan atau dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya.

Kerugian:
-          Posisi berbaring membuat si ibu sulit untuk mengedan hal ini karena gaya berat badan ibu yang berada dibawah dan sejajar dengan posisi bayi.
-          Posisi inipun di duga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar